Friday 9 June 2017

Pengalam PBL (Pengalaman Belajar Lapangan)

P.B.L…. Apasih PBL itu? PBL itu kepanjangan dari Pengalaman Belajar Lapangan. PBL biasanya cuma dirasakan oleh mahasiswa rumpun kesehatan lho. Untuk menghindari salah tafsir, saya akan menjelaskan sedikit mengenai PBL di jurusan kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada angkatan saya. Jadi, PBL merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa kesehatan masyarakat pada semester 5 dan semester 6. Nah, PBL ini ada 2 kali. PBL I berbobot 2 sks di semester 5, dilaksanakan pada minggu akhir perkulihan semester 5, sedangkan PBL II berbobot 3 sks dimana pelaksanaannya ini di pertengahan liburan menuju perkulihan semester 6, kebayangkan liburan yang seharusnya 1,5 bulan jadi dipotong untuk PBL 1 bulan. Untuk angkatan saya, penempatan puskesmas hanya di wilayah Tangerang Selatan saja lhoo…asik kan deket? Hehe

Setelah penantian yang cukup lama akhirnya muncul juga pengumuman pembagian kelompok dan puskesmas.  Saya masuk di kelompok 16 (kelompok terakhir) yang beranggotakan lima orang dan mendapatkan Puskesmas Pondok Ranji. Oh iya, dalam satu puskesmas terdapat dua kelompok, kelompok 15  dan menjadi satu kelompok besar Puskesmas Pondok Ranji jadi total kami ada 11 orang dan tanpa ada lelaki dalam kelompok itu. PBL I ini adalah tahap pengumpulan data mengenai masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pondok Ranji, kami akan mengumpulkan data sebanyak 210 responden dalam waktu 10 hari sekaligus menyicil laporan. Kendala yang paling besar dari PBL I ini adalah transportasi, kenapa? Karena dari 11 orang hanya 2 orang saja yang membawa motor. Hal itu membuat kami kerepotan dalam berpindah-pindah tempat untuk menyebarkan kuesioner, Lelah sangat Lelah ketika harus berjalan kaki cukup jauh dan sedih karena dompet terkuras karena kondisi tertentu membuat kami jadi sering menggunakan jasa ojek online / taksi online. Setiap orang bertugas masing-masing mengumpulkan 7 responden setiap harinya. Hambatan lain ketika mengumpulkan data adalah tak jarang kami ditolak oleh beberapa rumah, namun banyak juga kami menemukan orang-orang baik dan ramah yang bersedia untuk kami wawancarai bahkan sampai kami disedikan makan dan minum, sangat hangat sambutan mereka. Pembelajaran yang bisa diambil adalah bagaimana cara kita dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang beragam latar belakang, sabar dan tidak pantang menyerah.
Silahturahmi dengan Pak Lurah Kelurahan Pondok Ranji

Sendy sedang mewawancarai salah satu responden



Lanjut ke PBL II. Yup, PBL II adalah saatnya intervensi masalah kesehatan yang sudah ditemukan saat PBL I kemarin. Masalah yang kami temukan adalah DBD sehingga intervensi yang kami lakukan yaitu penyuluhan PSN DBD, pelatihan Jumantik Cilik, dan pemberian form 1 rumah 1 jumantik. Hambatan di PBL II ini adalah hujan, hamper setiap hari selalu diguyur hujan. Bahkan saat hari-hari H intervensi ada yang hujan, banyak peserta penyuluhan yang tidak hadir dan akibatnya banyak makanan sisa namun tidak terbuang sia-sia karena kami akan memakannya kembali, bisa dibilang itu musibah sekaligus rezeki hehehe. Pada PBL II ini saya berkesempatan beberapa kali menjadi pembicara di penyuluhan dan pelatihan jumantik. Menjadi pembicara di hadapan masyarakat dan anak-anak SD menjadi pengalaman dan pembelajaran berharga tersendiri untuk saya. 
Saya memberikan penyuluhan mengenai PSN DBD di Majelis Ta'lim Baiturrahim


Saya memberikan penyuluhan di MI Nurun Najah dalam Pelatihan Jumantik Cilik

Pelatihan Jumantik Cilik di MI Nurun Najah

Pelatihan Jumantik di SDN 02 Pondok Ranji

Praktik Mencari Jentik di SDN 02 Pondok Ranji

Perpisahan dengan Lurah Pondok Ranji, Puskesmas Pondok Ranji, dan Para Kader

No comments:

Post a Comment